Perubahan Wajah… The Struggle Is Real

Shaffa Tasyani
5 min readFeb 5, 2021

--

Pernahkah kalian wahai perempuan-perempuan di luar sana yang suka stress sendiri ngurusin muka yang ngga beres-beres?

Sumfe. Gw selama ini selalu berdalih kalau ngurusin muka alias istilah kerennya skincare-an adalah salah satu bentuk self-love. Iya, bener kok. Itu nggak salah. Gw sampe sekarang masih sangat sangat menikmati waktu skincare-an gw dengan khidmat. Ibaratnya itu colongan me time gw setiap pagi maupun malem.

Tapi beb, jujurrr. Ada sewaktu-waktu lelah jiwa dan raga ini. Kok kayaknya usaha ngoles-ngoles muka hasilnya ngga pernah tahan lama gitu. Mending kalau ni muka bisa adem lamaan dikit setelah ngamuk, ini paling ademnya cuma seminggu; dua minggu paling lama! Gimana nggak stress sisteeer?

Kemudian saya mulai merefleksikan diri. Selama pandemi, gw keluar rumah bisa diitung pake satu tangan (ngga pandemi juga si, emang dasarnya anak komplek). Waktu yang gw habiskan lebih banyak di rumah. Lebih banyak kesempatan untuk bisa merhatiin diri gw sendiri dan tentu saja si muka ini yang rewelnya persis bayi orok.

Sedari dulu, bahkan sebelum gw mulai lebih pay attention sama perubahan muka semenjak pandemi, muka gw itu selalu mengalami perubahan alias breakout saat PMS. Gw bisa denger respon dari pembaca, “Siapa sih yang nggak???”

Nah, tapi lucunya, nggak cuma saat PMS aja muka gw itu berulah. Sebelum PMS pun juga! Jadi pas Pra-PMS (ini gw buat istilahnya sendiri beb, ngide) muka gw itu keriiiiiiiiing sekering desir pasir di padang tandus. Sampe, kalau lo pegang tuh muka kayak…

Photo by Sari Fayomie on Unsplash

Nggak ada jerawat, tapi keringnya udah kayak kain pel dijemur di bawah matahari seminggu. Padahal gw juga nggak pernah stop pemakaian moisturizer, pagi dan malem. Hydrating toner juga jos gandos mantap lah gas terus. Lantas, apa yang menyebabkan permukaan wajah saya jadi seperti kanebo kering kakak?

Lucunya lagi, justru pas gw haid alias hari H nya, muka gw malah berhenti breakout. Permukaan muka nggak kering tandus, tapi juga nggak kilang minyak. Keluar jerawat tetep ada, tapi nggak separah pas PMS; itupun juga sedikit! Paling banyak 2–3 biji selama seminggu.

Jadi dari hasil observasi siklus muka gw selama 2 bulan terakhir:

Pra-PMS (seminggu sebelum PMS): kering tandus, no jerawat-jerawat club -> PMS (7–10 hari sebelum haid): muka ngalah-ngalahin wajan buat goreng bakwan, jerawat party -> Haid: mulai adem. Kayak abis dirukiyah.

Mungkin kalau temen-temen juga ada yang kayak gw, tenang, kita pusing bareng-bareng.

Gw menemukan bacaan yang mungkin bisa menjelaskan kenapa muka kita, perempuan, itu punya siklusnya sendiri. Gw nggak punya latar belakang ilmu biologi yang kuat buat menjabarkan dengan lebih rinci, cuma inti dari tulisan yang gw baca, muka bisa berubah-rubah karena hormon kita berubah. Mereka kerjanya shift-shiftan beb, punya waktunya masing-masing.

Picture from Helloclue

Saat hormon Estrogen naik, muka jadi kinclong bak putri salju. Progesteron naik, muka mulai berulah dan nongol jerawat-jerawat gemes. Ini semua terjadi setiap bulan, dan siklusnya dikenal dengan nama menstrual cycle. Menstrual cycle ini punya 3 fase, di masing-masing fase ada hormon yang bekerja secara bergantian dan punya efeknya masing-masing, termasuk ke wajah~

Terus kenapa muka gw segala ada Pra-PMS nya segala??

Oke, kuingatkan lagi teman-teman.. Bahwa Pra-PMS adalah istilah yg kubuat sendiri. Selama 2 bulan gw merhatiin muka, pasti seminggu sebelum PMS muka gw kering banget. Setelah baca di sini, disebutkan kalau kulit kering pas menjelang haid memang ada. Tapi, biasanya disebabkan oleh faktor luar, bisa itu dari lingkungan (cuacanya dingin, cenderung bikin kulit kering), atau emang kitanya juga yang kurang minum alias dehidrasi. Bisa juga karena mungkin faktor pelembab yang kurang sesuai dengan kondisi lingkungan, atau lo coba produk baru yang nggak cukup buat menghidrasi kulit. Ada juga yang emang bawaan dari gen, atau punya penyakit kulit alhasil pas PMS “rewel” kulitnya itu kering gak ketulungan.

Setelah gw telaah kembali, emang selama 2 bulan terakhir gw lagi struggling banget cari moisturizer yang cocok. Jadi gw sering banget gonta ganti produk. Sesulit itu cari yang cocok men. Muka gw berminyak dan gampang banget jerawatan, jadi harus cari moisturizer yang nggak clogged pores. Lagi-lagi, skincare-an itu juga cocok-cocokan. Makanya gw sekarang lebih teliti sama ingredients, ini satu-satunya cara yang paling bisa gw lakuin buat mencegah terjadinya ketidakcocokan. Karena kalau udah nggak cocok, bukan cuma wajah yang ancur.. Hati dan dompet ikutan tercabik-cabik sis..

Mungkin itulah alasan mengapa wajah saya kering seperti kanebo menjelang PMS. Nggak terhidrasi dengan baik dari luar maupun dalam. Gw sadar juga kalau minum air putih pun masih kurang. Sekalinya minum, yang diminum boba. Terhidrasinya dibarengin sama numpuk lemak.

Photo by amirali mirhashemian on Unsplash

Benang merah dari tulisan kali ini adalah… Memahami wajah = memahami diri sendiri. Sepanjang pembelajaran gw menyadari kalau muka itu gak selalu butuh asupan yang sama. Salah satu contohnya ya kayak pas PMS. Akan ada momen di mana muka butuh perawatan intens buat jerawat, atau buat bekasnya. Ada juga momen di mana muka butuh pelembab yang bekerja lebih intens, atau perawatan anti-aging lebih diutamakan. Kebutuhan muka juga ganti-ganti, seperti menu mpasi.

Cara tahunya gimana? Listen to your skin. Pay attention more. Perhatiin juga faktor apa yang bisa bikin dia berubah. Lo mau haid kah? Lo kurang minum kah? Lo kurang jaga kebersihan kah? Cuaca di luar lagi kurang lembab kah? Lo alergi makanan kah?

Satu-satunya cara untuk mengerti adalah cari tahu dan selidiki, sister. Walaupun kayaknya spele, bukan berarti nggak penting yah. Pelajari aja pelan-pelan, toh sampe sekarang gw pun juga masih belajar. Kalau lo dirasa buntu dan butuh bantuan, nggak ada salahnya juga konsultasi ke dokter muka atau dermatologist. Nggak usah takut ketinggalan beb, kamu nggak dikejar siapa-siapa kok~

Dan.. Perlu kugarisbawahi lagi bahwa momen wajah rewel saat PMS, atau pas lagi haid, itu sesuatu yang sangat biasa terjadi di kalangan perempuan-perempuan di seluruh penjuru dunia. It’s naturally happened from the inside! Nggak cuma u doang. Nggak cuma w doang. Dunia nggak berakhir karena hormonal acne, jadiiiii kalem aja dan teruslah berkarya oke lediyyyysss?

--

--

Shaffa Tasyani

Content writer. Definitely enjoys writing; mostly about skincare stuff and the digital industry. Hope it doesn’t bore you!